“Ngereh”
artinya proses perubahan wujud dari manusia menjadi Leak. Leak desti adalah wujud siluman jahat (setan). Desti adalah perwujudan binatang siluman manusia dalam bentuk binatang yang aneh dan seram.Adapun Tehnik Ngereh Leak Desti
tersebut adalah sebagai berikut : Dalam ajaran Agama Hindu mengenal tiga Kerangka Dasar yaitu:Tatwa berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan harus menyadari tentang ajarannya.
Etika berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan pasti akan melaksanakan mengenai tehnik-tehnik tingkah lakunya.
Upakara berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan sudah tentunya melaksanakan upakara-upakara seperti menghaturkan sesajen (banten dalam bahasa bali) sebagai sarana upakara.
Sebelum Ngereh (proses perubahan wujud) menjadi Leak Desti, orang yang menjalankan pengeleakan terlebih dahulu melaksanakan beberapa tahapan kegiatan dengan melakukan berbagai permohonan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan ngereh tersebut adalah sebagai berikut :
Memasang pasirep yaitu mengeluarkan ilmu kesaktian agar semua mahluk hidup yang ada di sekitarnya semuannya tertidur lelap.
Mencari tempat ngereh yaitu mencari tempat yang paling strategis dan aman seperti misalnya di Kuburan, pada perempatan jalan, atau bisa di sawah yang penting tempat tersebut sepi.
Mempersiapkan upakara berupa sarana banten yang berkaitan dengan ilmu pengeleakan.
Melakukan permohonan-permohonan agar proses ngereh dapat berlangsung sesuai dengan yang
diinginkan kepada Tuhan dalam segala bentuk menifestasinya yaitu :
Pertama mohon kepada yang bernama Butha Peteng (perwujudan unsur alam gelap) untuk memagari tempatnya agar siapa yang lewat supaya tidak melihat, dilanjutkan kemudian dengan memasang ilmu pengreres (ilmu penakut) agar yang lewat menjadi ketakutan.
Kedua mohon kepada yang bernama Butha Keridan (perwujudan unsur alam terbalik) agar pengelihatan orang bisa terbalik yaitu yang di atas bisa terlihat di bawah.
Ketiga secara berturut-turut mohon kepada yang bernama Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan terakhir mohon kepada yang bernama sang Butha Kapiragan, agar segala permohonannya bisa terkabul.
Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan Butha Kapiragan adalah nama-nama Butha Kala yang menguasai Ilmu Pengleakan.
Keempat setelah proses permohonan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan muspa (sembahyang) dengan posisi badan terbalik yang dilanjutkan dengan nengkleng (berdiri dengan kaki satu) berjalan nengkleng mengitari “sanggah cucuk” (tempat menaruh sesajen yang terbuat dari batang bambu), sesuai dengan tingkat ilmunya dengan posisi putaran berjalan nengkleng kearah kiri.
Dengan melalui ngereh tersebut diatas maka orang yang menguasai ilmu pengeleakan bisa berubah wujud sesuai tingkat ilmu pengeleakan yang dikuasainya yaitu kalau tingkat Desti maka orang tersebut bisa berubah wujud menjadi binatang yang aneh-aneh dan seram
setelah menguasai Ilmu Pengiwa Leak Desti, penekun akan dengan mudah membuat sarana pengleakan yang biasa di gunakan oleh pengikut aliran kiri ini. Sarana tersebut seperti :